Kiprah Pertamina ke Pelosok Negeri, Dorong Kemandirian Kampung Adat Malasigi lewat Program DEB

Kompas.com - 05/08/2025, 18:48 WIB
Tsabita Naja,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Data Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan bahwa setiap tahun lebih dari 100.000 lahan pertanian beralih fungsi. Sebagian besar lahan berubah menjadi kawasan perumahan, pertokoan, dan sebagainya.

Kondisi tersebut menjadi salah satu pemicu merosotnya produksi padi, dari 59,7 juta ton pada 2017 menjadi 54,3 juta ton pada 2022.

Tantangan serupa juga dihadapi masyarakat Kampung Adat Malasigi, Distrik Klayili, Kabupaten Sorong.

"Alih fungsi lahan, ditambah keterbatasan infrastruktur dan akses terhadap kebutuhan dasar, mengancam keberlangsungan hidup kami di Kampung Adat Malasigi yang terdiri dari 54 orang masyarakat adat Moi Kelim," ujar warga setempat, Absalom Dominggus Kalami, dalam keterangan resminya, Selasa (5/8/2025).

Baca juga: Akademisi: 52 Persen Gambut di Sumatera Terdegradasi karena Alih Fungsi Lahan

Untuk menjawab tantangan itu, PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina EP Papua Field bermitra dengan warga Malasigi menghadirkan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Desa Energi Berdikari ( DEB).

Program ini mengenalkan pemanfaatan energi terbarukan untuk mendorong peningkatan ekonomi, sosial, dan lingkungan di pedesaan.

"Melalui bantuan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pelatihan dari Pertamina, kami mengolah air sungai menjadi air bersih," kata Absalom.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa PLTS menggerakkan pompa untuk mengalirkan sumber mata air yang berjarak sekitar 800 meter dari lokasi penyaringan, sehingga masyarakat bisa memperoleh air bersih sekitar 15 liter per dua hari.

Baca juga: Dorong Transisi Energi, PLN IP Pasang PLTS di Keramba Nelayan Danau Ranu

Melalui program DEB Pertamina, Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Belempe mengelola aktivitas Kampung Malasigi yang terintegrasi dengan unit usaha lain, seperti bird watching dalam ekowisata minat khusus, perkebunan agroforestry, pengolahan keripik pisang, dan anyaman noken Belempe.

"Penggunaan PLTS berkapasitas 8,7 kilowatt peak (kwp) dengan baterai 10 kilowatt hour (kwh), dapat mengurangi beban biaya kebutuhan air bersih sekitar Rp 36 juta per tahun," ungkap Absalom.

Selain itu, penggunaan pompa air elektrik yang lebih rendah karbon turut membantu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan aktivitas ekowisata.

Pemanfaatkan PLTS selain menghemat biaya, tetapi juga mampu menurunkan emisi karbon hingga 9,022 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2eq).

Baca juga: Wacanakan Bangun PLTS di 80.000 Desa, Pemerintah Butuh Rp 1.630 Triliun

Hasilnya, program DEB mendorong lahirnya usaha baru warga, seperti noken, keripik pisang dan ekowisata. Dampaknya, produktivitas dan pendapatan LPHD Belempe meningkat dari Rp 1 juta menjadi Rp 4 juta per bulan, serta mampu mengurangi angka pengangguran.

Selain itu, program tersebut memberdayakan 58 jiwa dari kelompok rentan serta mendorong kreativitas dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan.

Bangun kemandirian desa

Edukasi kelompok masyarakat Kampung Adat Malasigi oleh Pertamina EP Papua Field sebagai salah satu kegiatan dalam program Desa Energi Berdikari (DEB) yang diinisiasi oleh Pertamina.Dok. Pertamina Edukasi kelompok masyarakat Kampung Adat Malasigi oleh Pertamina EP Papua Field sebagai salah satu kegiatan dalam program Desa Energi Berdikari (DEB) yang diinisiasi oleh Pertamina.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, program DEB memberikan solusi energi terbarukan untuk membangun kemandirian pedesaan.

"Saat ini, terdapat 173 program DEB yang berjalan dan tersebar di seluruh Indonesia dengan 70 persennya berada di luar pulau Jawa sebagai upaya pemerataan pembangunan hingga ke pelosok negeri," jelasnya.

Dari 173 program yang sudah berjalan, kata Fadjar, sebanyak 45 DEB telah mencapai tahap mandiri.

Di Kampung Adat Malasigi, salah satu indikator kemandirian diukur dari tingkat kepuasan masyarakat. Kriteria mandiri dicapai apabila tingkat kepuasan warga mencapai 90 persen.

Baca juga: Pertamina Sahabat Nelayan, Ciptakan Kemandirian Ratusan Nelayan

Fadjar menyebutkan, terdapat 40 individu penerima manfaat langsung dan 200 individu penerima manfaat tidak langsung dari program DEB di wilayah tersebut.

DEB Kampung Adat Malasigi juga telah menghasilkan delapan publikasi program dan meraih enam penghargaan.

Program tersebut turut mendukung Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, yakni mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Harapannya, program DEB dapat meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta membangun desa dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Baca juga: Peringati Hari Susu Nasional 2025, Pertamina Perkuat Program DEB Ketahanan Pangan dari Desa

Terkini Lainnya
Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina
Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pertamina
Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina
Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Pertamina
Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Pertamina
Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertamina
Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pertamina
Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Pertamina
Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina
Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Pertamina
Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Pertamina
Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Pertamina
Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Pertamina
Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Pertamina
Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Pertamina
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com