KOMPAS.com – PT Pertamina mendukung transisi energi melalui sinergi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina New and Renewable Energy (NRE).
Kedua entitas tersebut meresmikan pembangkit listrik tenaga surya ( PLTS) atap terbesar di lingkungan operasional Pertamina Group.
PLTS atap dengan kapasitas 2,5 megawatt peak (MWp) resmi beroperasi di area Workshop dan Gedung New Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) KPI Kilang Balikpapan (19/5/2025).
Direktur Operasi KPI Didik Bahagia menyampaikan, PLTS atap tersebut merupakan bukti nyata sinergi dan kolaborasi yang memberikan kontribusi nyata dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
"Alhamdulillah, PLTS atap ini telah kami resmikan. Kami harus terus memperkuat sinergi dan kolaborasi. Ketika semua pihak saling melakukan hal ini, kontribusi nyata dari setiap langkah akan semakin terasa," katanya dalam siaran pers, Rabu (21/5/2025).
PLTS tersebut dipasang di atap tiga bangunan utama di KPI Kilang Balikpapan, yaitu warehouse 1.635 kilowatt peak (kWp), workshop 744 kWp, dan Gedung New HSSE 138 kWp.
Baca juga: Implementasikan ESG, Pertamina NRE Luncurkan Green Movement
Total kapasitas listrik yang terpasang mencapai 2,5 MWp. Ini menjadikannya instalasi PLTS atap terbesar yang pernah dibangun di lingkungan Kilang Pertamina dan mampu menurunkan emisi sebesar 3.798 ton karbondioksida ekuivalen (Co2e) per tahun.
Lebih lanjut, Didik menekankan, efisiensi energi adalah kunci dalam pengelolaan operasional kilang yang berkelanjutan.
Biaya energi di kilang saat ini menjadi pengeluaran kedua terbesar, yakni mencapai sekitar 4 hingga 5 persen dari total biaya operasional.
"Melalui langkah-langkah efisiensi dan pemanfaatan energi yang lebih efektif, kita tidak hanya menurunkan emisi karbon, tetapi juga secara bertahap mengurangi beban biaya energi," terangnya.
Selain KPI Kilang Balikpapan, Pertamina juga telah mengoperasikan PLTS di kilang-kilang lainnya, yakni Kilang Dumai 3,77 MWp, Kilang Plaju 2,25 MWp, Kilang Cilacap 2,34 MWp, dan Kilang Balongan 1,51 MWp.
Dengan beroperasinya PLTS atap KPI di Kilang Balikpapan, total kapasitas PLTS yang dioperasikan Pertamina NRE di area Kilang KPI kini mencapai 12,37 MWp.
PLTS tersebut juga telah menggunakan teknologi terbaru memanfaatkan kecerdasan buatan dan berbasis internet of thing (IoT) sehingga mampu menerapkan remote monitoring and control dalam kegiatan operasional.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Proyek and Operasi Pertamina NRE Norman Ginting menyampaikan, sinergi KPI dan Pertamina NRE berjalan sangat baik.
Dalam hal ini, kedua perusahaan telah berkolaborasi dalam penyediaan PLTS hampir di semua kilang yang dioperasikan KPI.
Baca juga: Pertama di Indonesia! Pertamina NRE Manfaatkan AI untuk Pastikan Keandalan PLTS
Dia menegaskan, sinergi KPI dan Pertamina NRE mencerminkan strategi pertumbuhan ganda Pertamina.
Pasalnya, KPI berperan strategis dalam mengoptimalkan bisnis utama Pertamina saat ini, yaitu minyak dan gas bumi.
“Di sisi lain, Pertamina NRE membantu upaya penurunan emisi dari aktivitas operasional Pertamina melalui penyediaan energi hijau,” jelas Norman.
Tak hanya pada PLTS, kolaborasi antara KPI dan Pertamina NRE juga berjalan dalam proyek pemanfaatan flare gas to power.
Inisiatif itu mendukung efisiensi dan pengurangan emisi yang selaras dengan aspirasi Net Zero Emission (NZE) dengan mengubah gas buang dari aktivitas kilang menjadi sumber listrik bagi operasional kilang.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, pengembangan energi hijau rendah karbon, seperti solar panel, menjadi salah satu strategi bisnis Pertamina.
Baca juga: Pertamina NRE Ingin Kembangkan Energi Nuklir, tapi Belum Tentukan Mitra
Untuk itu, Pertamina memperdalam berbagai inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Fadjar menyebutkan, pemanfaatan energi hijau diharapkan semakin meningkat atau tidak hanya untuk mendorong tercapainya dekarbonisasi dari kegiatan Pertamina sendiri (scope 1).
“Namun, pemanfaatan energi hijau diharapkan secara konkrit memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan mendukung target NZE Pemerintah Indonesia pada 2060," jelasnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi berkomitmen dalam mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Baca juga: Selain Biodiesel, Pertamina NRE Dorong Bioetanol Jadi BBM