JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) memiliki komitmen besar untuk membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) di Tanah Air agar dapat berkembang secara optimal.
Terbaru, komitmen tersebut Pertamina tunjukkan dengan menggandeng 29 UMKM binaannya untuk mengikuti ajang International Handicraft Trade Fair ( Inacraft) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), pada Rabu (28/2/2024) hingga Minggu (3/3/2024).
Inacraft adalah salah satu pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara. Oleh karena itu, event ini dapat menjadi ajang pemasaran yang potensial bagi pelaku UMKM mitra binaan Pertamina agar dapat memperluas jangkauan pasarnya, khususnya ke pasar internasional.
Pertamina sendiri mengajak sejumlah UMKM unggulan yang memiliki keunikan masing-masing pada ajang itu. Contohnya, Menday Craft asal Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut). UMKM ini fokus menjual produk-produk anyaman berbahan dasar pandan, seperti tikar, tas, sandal, sajadah, hingga dompet.
“Desa saya itu terletak di pesisir pantai dan pohon banyak ditumbuhi pohon pandan. Jadi, kerajinan tangan dari pandan memang sudah tradisi,” ujar pemilik Menday Craft Eva Harlia saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (29/2/2024).
Baca juga: Program Pembinaan UMKM Pertamina Berikan Alat Produksi Gula Semut
Menday Craft, lanjut Eva, sudah berdiri sejak 2010. Saat itu, unit usaha ini hanya fokus menjual barang kerajinan berupa tikar.
Namun, Eva berpikir bahwa unit usaha yang dibangun olehnya tersebut tak akan bisa memperoleh pangsa pasar yang lebih luas jika hanya fokus pada satu atau dua jenis produk saja.
“Jadi, kami dengan sekelompok ibu-ibu perajin lainnya coba mengusahakan pengelolaan anyaman pandan secara profesional. Kami mulai membuat aneka produk turunan agar jangkauan pasar kita lebih luas dan berkembang,” katanya.
Eva menambahkan, produk anyaman yang dihasilkan oleh Menday Craft cukup mendapat antusiasme yang besar dari pengunjung.
Hal tersebut terlihat dari besaran omzet yang didapat unit usaha tersebut hingga gelaran Inacraft hari kedua.
“Hari pertama kami berhasil meraup omzet sebesar Rp 27 juta. Pada hari kedua harapannya bisa meningkat lagi. Tiga puluh penjualan itu dari konsumen luar negeri, mulai dari Prancis, Taiwan, hingga Jepang. Bahkan, mereka ada yang memesan kembali melalui sistem pre-order setelah ajang Inacraft ini berakhir,” kata Eva.
Baca juga: Pertamina Gandeng 29 UMKM Unggulan di Ajang Inacraft 2024
Selain menggandeng UMKM yang punya keunikan seperti Menday Craft, Pertamina juga memberi warna berbeda pada gelaran Inacraft 2024 dengan menggandeng pelaku usaha yang inovatif dan menerapkan prinsip berkelanjutan.
Salah satu UMKM tersebut adalah Artistica Jewelry asal Surabaya, Jawa Timur (Jatim) yang fokus menjual produk aksesori dan perhiasan, seperti kalung, anting, dan gelang. Semua perhiasan ini dibuat dari berbagai bahan, mulai dari perak, perunggu, kuningan, hingga batu alam.
Keisitimewaan produk Artistica Jewelry yakni memanfaatkan pecahan botol, pecahan piring keramik, dan limbah berbahan kaca lainnya sebagai bahan liontin.
Pemilik Artistica Jewelry, Sieltje Kurniawan mengatakan, upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk daur ulang sekaligus pemanfaatan sisa limbah keramik.
“Ini juga upaya dari kami untuk coba membuat sesuai yang tidak berharga menjadi berharga. Kami banyak ambil bahannya itu di tempat pembuangan. Kami pilih yang cocok dan seterusnya kami olah dengan berbagai motif menarik,” ucap Sieltje.
Berkat keunikan tersebut, tak heran jika produk perhiasan yang dihasilkan Artistica Jewelry begitu diminati banyak orang. Utamanya, konsumen yang berasal dari luar negeri.
“Memang peminatnya lebih banyak dari luar negeri. Pada hari pertama, ada pengunjung dari Aljazair yang tertarik terhadap produk Artistica Jewelry. Mereka tertarik dengan value yang kami tawarkan pada setiap produknya. Hari ini, ada beberapa pembeli dari India yang juga tertarik pada produk kami,” tutur Sieltje.
Selain Artistica Jewelry, pelaku UMKM lain yang juga memegang prinsip berkelanjutan adalah Rumah Batik Jinggar asal Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sesuai namanya, Rumah Batik Jinggar adalah unit usaha yang fokus pada produk berupa batik, mulai dari kain, pakaian, hingga berbagai produk fesyen.
Dalam proses produksinya, Rumah Batik Jinggar lebih memilih menggunakan bahan mentah yang berasal dari sisa limbah pakaian untuk didaur ulang.
Pemilik Rumah Batik Jinggar, Vitalia Pamungkas mengatakan, penggunaan bahan limbah pakaian tersebut bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Tak hanya menggunakan bahan dari sisa limbah, kami juga menggunakan sumber listrik yang berasal dari tenaga surya dalam proses pengolahan batik. Dengan begitu, kami bisa produktif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Vitalia.
Baca juga: Naik 53 Persen, Omzet UMKM Pertamina di Grand Prix of Indonesia 2023 Rp 689,6 juta
Terkait usaha batik, Vitalia mengaku bahwa usaha ini dipilih karena dirinya ingin menjadi salah satu orang yang melestarikan batik sebagai budaya asli Indonesia.
Oleh karena itu, dirinya kerap mendesain batik dengan motif yang lebih modern agar juga dapat menjangkau minat anak-anak muda.
“Masih ada anggapan bahwa batik itu kuno. Padahal kan tidak begitu. Nah, itu coba saya buktikan melalui desain kekinian sehingga bisa lebih diterima oleh masyarakat, khususnya anak muda. Dalam mendesain, saya juga kerap melakukan mix and match agar menemukan corak yang lebih modern,” jelas Vitalia.
Upaya yang dilakukan Vitalia itu pun berbuah hasil. Terbukti, produk-produk batik yang dihasilkan Rumah Batik Jinggar mampu menarik perhatian banyak pihak. Bahkan, produk Rumah Batik Jinggar juga mampu menarik pembeli mancanegara yang berasal dari Amerika Serikat dan India.
“Di Inacraft tahun ini, penjualan kami cukup memuaskan. Setidaknya itu yang kami rasakan sampai hari kedua. Namun, jauh sebelum itu, batik kami memang sudah mengundang perhatian banyak pihak. Bahkan, kami berhasil mendapatkan penghargaan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada 2023,” ucapnya.
Tentu saja kesuksesan Menday Craft, Artistica Jewelry, dan Rumah Batik Jinggar yang diraih saat ini, termasuk pada ajang Inacraft 2024, bukan semata hanya karena produk inovatif yang mereka ciptakan.
Menurut Eva, kesuksesan Menday Craft dalam menarik pelanggan, baik yang hadir di Inacraft 2024 maupun di luar itu, juga berkat peran besar Pertamina.
Eva menjelaskan bahwa keberhasilan usaha miliknya dilatari oleh berbagai ilmu yang diberikan oleh Pertamina melalui sejumlah pelatihan.
“Saya sendiri baru pertama kali mengikuti ajang-ajang seperti ini meskipun sudah bergabung sebagai mitra binaan Pertamina sejak 2017. Jujur, ilmu yang diberikan Pertamina itu benar-benar bermanfaat, seperti branding dan cara berinteraksi dengan pelanggan. Saya harap, Pertamina bisa lebih banyak memberikan kesempatan kepada UMKM lagi agar bisa seperti kami sekarang,” terang Eva.
Tak hanya itu, kata dia, Pertamina juga dinilai sangat suportif terhadap para mitra UMKM binaannya. Hal ini terlihat dari komitmen Pertamina yang tak pernah setengah-setengah dalam memberikan dukungan.
“Asal tahu saja, saya jauh-jauh dari Sumut dengan barang bawaan sebanyak ini dan harus menginap di Jakarta selama enam hari tanpa mengeluarkan modal apa pun. Pertamina benar-benar berkomitmen besar membantu UMKM binaannya. Semuanya, mulai dari transport, penginapan, hingga pengiriman barang itu mereka yang urus. Mereka benar-benar luar biasa,” ucap Eva.
Senada dengan Eva, Sieltje juga mengaku terkesan dengan pendampingan yang dilakukan oleh Pertamina.
Menurutnya, Pertamina selalu memberikan upaya pendampingan secara total agar UMKM binaannya dapat berkembang secara optimal.
“Artistica Jewelry itu kan sebelumnya pernah menang Pertapreneur Aggregator. Dari situ, mereka coba mengajak kami lagi untuk ikut di Inacraft 2024. Kami diminta untuk coba mengaplikasikan apa yang pernah dipelajari selama ikut pelatihan. Saya coba aplikasikan dan nyatanya apa yang diajarkan memang efektif. Saya senang karena bisa mendapat banyak ilmu,” kata Sieltje.
Sieltje berharap, Pertamina mau mengajak Artistica Jewelry untuk berpartisipasi di ajang serupa pada masa depan. Pasalnya, ajang seperti Inacraft dapat membantu mendongkrak penjualan dari Artistica Jewelry yang cenderung fokus pada pasar internasional.
Tak jauh berbeda dengan Eva dan Sieltje, Vitalia juga mengaku sangat senang dapat terlibat dalam ajang sebesar Inacraft.
“Tidak bohong, ajang seperti Inacraft juga membuat produk Rumah Batik Jinggar semakin luas. Apalagi, selama ajang ini kami juga tetap didampingi dan diajarkan banyak hal. Buat saya pribadi pembelajaran terkait branding itu paling bermanfaat bagi produk usaha saya,” ucap vitalia.