KOMPAS.com – Menyambut peringatan Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia setiap tanggal 10 Januari, PT Pertamina (Persero) memperkuat komitmennya terhadap program pelestarian lingkungan.
Saat ini, Pertamina Group telah melaksanakan 104 program penanaman di seluruh wilayah operasionalnya di Indonesia melalui inisiatif Hutan Pertamina. Program ini mencakup penanaman mangrove dan pohon daratan, dengan luas penanaman mencapai 629 hektar (ha).
Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa secara nasional, Pertamina Group telah menanam lebih dari 6 juta tumbuhan termasuk mangrove dan pohon daratan lainnya.
Inisiatif tersebut berkontribusi pada dekarbonisasi dengan menyerap lebih dari 120.000 ton carbon dioxide equivalent (CO2eq) per tahun dari emisi karbon.
Baca juga: Pemetaan Lamun dan Pengurangan Emisi Karbon
"Pertamina sangat serius terhadap pelestarian lingkungan, salah satunya penanaman pohon yang memiliki peran besar sebagai penyerap dan penyimpan karbon,” jelas Fadjar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (11/1/2024).
Gerakan penanaman pohon sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) Hutan Pertamina merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap aspek environmental, social, and governance (ESG).
Selain itu, program itu juga bertujuan untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin (13) mengenai pengambilan aksi dalam penanganan perubahan iklim, dan poin (15) yang berkaitan dengan perlindungan, pemulihan, dan dukungan terhadap ekosistem daratan.
Salah satu upaya pelestarian alam tersebut digagas oleh PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Regional Sulawesi melalui Aviation Fuel Terminal Hasanuddin Group dengan menggelar kegiatan penanaman 1.000 bibit pohon di Kebun Raya Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Baca juga: Museum Daerah Maros: Sejarah dan Koleksinya
Mengangkat tema "Menanam Satu Pohon Hari Ini, Menuai Sejuta Manfaat di Masa Depan," itu juga melibatkan kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sementara itu, Area Manager Communication Relations & Corporate Social Responsibility (CSR) PPN Regional Sulawesi, Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan bahwa kegiatan penanaman pohon tidak hanya berfungsi sebagai mitigasi perubahan iklim, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitar.
“Tingginya konsentrasi emisi karbon di atmosfer perlu direduksi melalui kemampuan alamiah pepohonan. Penanaman pohon menjadi salah satu opsi terbaik dalam menekan dampak krisis iklim. (Aksi ini juga) menjadi solusi efektif karena mampu menyerap emisi karbon dalam durasi relatif singkat dan berdampak signifikan bagi lingkungan, serta ekonomi masyarakat sekitar.
Secara keseluruhan, lanjut dia, program Hutan Pertamina telah memberikan manfaat ekonomi kepada 4.783 penerima manfaat dengan pendapatan sekitar Rp 1,8 miliar per tahun untuk kelompok tersebut.
Baca juga: Kementerian KP Fokus Lanjutan Program Ekonomi Biru Pada 2024
Sebagai informasi, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Pejabat Sementara (Pjs) Region Manager Corporate Operation & Services PPN Regional Sulawesi Putu Diatmika, Kepala DLHK Provinsi Sulsel Andi Hasbi, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Maros Abdul Azis, serta jajaran DLHK Kabupaten Maros.
Pertamina juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa dari berbagai institusi untuk ikut terlibat dalam aksi penanaman pohon.
Adapun pelajar dan mahasiswa yang dimaksud, seperti Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 13 Maros, Fisheries Diving Club (FDC) Universitas Hasanuddin (Unhas), Politeknik (Poltek) Kelautan dan Perikanan (KP) Bone, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Cokroaminoto, Kedokteran Hewan, Resimen Mahasiswa (Menwa), dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Unhas.
Dalam upaya pelestarian alam dan tanaman langka yang cenderung terancam punah, terdapat 12 jenis bibit tanaman yang ditanam, termasuk koleksi Kebun Raya Pucak.
Baca juga: Taman Bundaran HI Kembali Hijau, Tanaman yang Rusak Diganti Baru
Adapun jenis bibit tanaman tersebut, di antaranya Lunasi sp, Canarium sp, Nauclea sp, Ixora sp, Ficus sp, Alstonia sp, Melicope sp, Artocarpus sp, Dysoxyllum sp, Syzygium sp, Calophylum inophyllum, Bauhinia sp, serta tanaman endemik dan pengarah lainnya, dengan total 1.000 pohon.
Pada kesempatan yang sama, Kepala DLHK Provinsi Sulsel Andi Hasbi berharap kegiatan penanaman pohon yang diadakan pada tanggal 10 Januari dapat menjadi momentum untuk mengajak semua elemen masyarakat dalam menjaga keanekaragaman hayati, khususnya di wilayahnya.
“Hari Gerakan Satu Juta Pohon terus diperingati hingga saat ini karena telah membawa banyak manfaat positif bagi kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam. Manfaat ini di antaranya dapat mengurangi dampak pemanasan global, menghasilkan oksigen, serta mitigasi perubahan iklim,” ucapnya.
Baca juga: Difusi Oksigen dan Karbon Dioksida pada Alveolus
Lebih lanjut, Andi Hasbi mengatakan bahwa kegiatan penanaman pohon di Kebun Raya Pucak tidak hanya meningkatkan fungsi kebun raya sebagai tempat penelitian dan pembelajaran, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi lokasi eko-eduwisata.