JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk mengembangkan kewirausahaan perempuan. Hal ini dibuktikan dengan menghadirkan program PFpreneur Pertamina Foundation 2023.
Perlu diketahui, PFpreneur bertujuan untuk mengembangkan kewirausahaan perempuan berbasis pengelolaan usaha modern agar naik kelas dan berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan dalam diskusi bertajuk "Peran Pertamina Mendukung UMKM Indonesia Go Global" di Pertamina Small Medium Enterprise Expo ( SMEXPO) 2023 di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (2/11/2023). Adapun SMEXPO 2023 berlangsung dari Selasa (31/10/2023) hingga Minggu (5/11/2023).
Vice President (VP) Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Pertamina Foundation Humaina mengatakan, PFprenuer merupakan salah satu dari lima program andalan Pertamina Foundation.
"PFpreneur berkontribusi untuk membantu pengembangan minat dan potensi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta mendorong pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan," ujar Humaina di Jakarta, Kamis.
Humaina melanjutkan, PFpreneur 2023 telah dibuka hingga 20 Oktober 2023 lalu. PFpreneur menyasar perempuan usia produktif minimal 18 tahun yang sudah mempunyai usaha minimal telah berjalan selama enam bulan.
Adapun jenis usaha yang dapat ikut serta dalam program tersebut, meliputi bidang kerajinan (kriya), fesyen, dan kuliner.
“Seluruh tahapan pelatihan dan seleksi program ini dilakukan secara online lewat website pertaminafoundation.org. Tahun ini, terdapat 11.000 pelaku UMKM pendaftar yang tersebar dari 26 provinsi di Tanah Air. Namun, dari total jumlah tersebut diseleksi menjadi 1.000 UMKM yang terpilih dalam pendampingan,” terang Humaina.
Humaina menambahkan, karakteristik serta potensi UMKM peserta program PFpreneur 2023 beragam. Seluruh produk yang dikembangkan pelaku UMKM merupakan produk yang dihasilkan dari bahan baku lokal unggulan.
Misalnya, bahan baku dari komoditas pisang, diolah menjadi aneka produk, mulai dari keripik, tepung, hingga kerajinan tangan berupa tas yang terbuat dari pelepah pisang. Contoh lain adalah produk dari komoditas bambu yang dikreasikan menjadi aneka produk kriya bernilai ekonomi tinggi.
“Kami menargetkan pada 2025 dapat melatih sedikitnya 5.000 kewirausahaan perempuan agar dapat menjadi wirausaha yang unggul, berdaya saing, serta memajukan ekonomi lokal,” kata Humaina.
Sejumlah UMKM binaan pertamina yang tergabung dalam program PFpreneur pun diikutsertakan dalam berbagai pameran, seperti The Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) dan Trade Expo Indonesia (TEI) yang digelar secara berkala tiap tahun.
Hal itu merupakan salah satu upaya Pertamina Foundation membantu pelaku UMKM mengakses pasar yang lebih luas, baik skala nasional maupun internasional.
Hal itu sudah dibuktikan UMKM binaan Pertamina, salah satunya adalah Kainesia. UMKM ini mengantong omzet harian hingga Rp 100 juta ketika mengikuti Inacraft.
Tidak hanya itu, pascaevent berlangsung, UMKM Kainesia berhasil dealing dengan buyer yang memesan sebanyak 60.000 kain yang dimodifikasi untuk hampers eksklusif.
Baca juga: Pertamina SMEXPO 2022, Ajang Pamer Produk UMKM Indonesia Berkualitas Tinggi
“(Contoh lain) dalam gelaran TEI 2020, Irma Mutiara Handicraft (UMKM binaan Pertamina) juga berhasil dealing dengan buyer mancanegara. UMKM binaan Pertamina ini menerima permintaan produk hingga ribuan unit untuk diekspor,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Humaina turut mendorong pelaku UMKM di Tanah Air untuk berani melangkah serta memajukan bisnis yang dijalankan.
Ia pun mengajak pelaku UMKM untuk bergabung sebagai entrepreneur binaan Pertamina agar mendapatkan pembekalan agar mampu berdaya saing dan naik kelas.
“Keunggulan Pertamina dalam membina UMKM salah satunya memiliki ekosistem dari hulu ke hilir yang matang, baik operasional, bisnis, hingga program-program. Untuk itu, ketika pelaku UMKM bergabung bersama kami merupakan langkah tepat karena berada dalam sebuah rumah dengan ekosistem yang sudah komplet,” ujarnya.
Adapun hal yang telah diakomodasi Pertamina bagi pelaku UMKM binaan, mulai dari stimulan dana, pendampingan oleh para ekspertis, hingga akses dalam berbagai pameran atau ekspo untuk menggaet market yang lebih luas.
Baca juga: 20 Negara Tercatat sebagai Potential Buyer dalam Pertamina SMEXPO 2021
Tidak hanya itu, pelaku UMKM juga mendapatkan pelatihan dari para ahli mengenai kiat-kiat untuk ekspor ke mancanegara.
“Modul pelatihan PFpreneur oleh Pertamina Foundation sangat komplet, mulai dari pemasaran, optimalisasi media sosial (medsos) dan platform e-commerce, hingga pelatihan ekspor. Untuk ibu-ibu, di manapun posisi bisnisnya saat ini, mari berkarya bersama Pertamina. Kami siap mendukung,” kata Humaina.
Sebagai informasi, dalam praktik kewirausahaan tersebut, konsep keberlanjutan (sustainability) merupakan salah satu landasan dalam pengembangan serta pendampingan.
Hal itu sejalan dengan Sustainability Development Goals (SDGs) yang digaungkan pemerintah Indonesia untuk diimplementasikan dalam praktik korporasi, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Humaina melanjutkan, Pertamina Foundation melalui program PFpreneur merupakan kepanjangan tangan perusahaan plat merah ini dalam memberdayakan masyarakat.
“Daerah operasional Pertamina tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Meski begitu, terdapat wilayah yang perlu dijangkau lebih jauh oleh Pertamina. Untuk itu, Pertamina Foundation hadir bagi masyarakat dan pelaku UMKM,” terangnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi mendorong pelaku UMKM meningkatkan kualitas serta mempersiapkan diri secara optimal agar dapat tembus pasar global.
Menurut Didi, salah satu keterampilan yang perlu dikuasai pelaku UMKM adalah strategi marketing untuk menjembatani antara supply dengan demand (permintaan).
“Pelaku UMKM juga didorong mampu menganalisis titi-titik atau negara tujuan yang potensial dengan demand tinggi. Singkatnya, harus tahu produk yang dimiliki akan dijual di mana dan kepada siapa agar tidak salah sasaran,” jelas Didi.
Selain itu, lanjut Didi, pelaku UMKM juga wajib mengenal calon buyer. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan perwakilan perdagangan Kemendag RI yang tersebar di 33 negara.
Baca juga: Pertamina Klaim Digitalisasi Hemat Anggaran Subsidi Rp 53,5 Triliun
Pelaku UMKM dapat berkomunikasi (konsultasi) dengan perwakilan tersebut di luar negeri untuk menganalisis potensi bisnis di negara yang dituju.
“Sebagai bentuk dukungan kepada UMKM, Kemendag memfasilitasi business matching antara pelaku usaha dengan calon buyer yang dituju oleh perwakilan perdagangan RI di luar negeri,” kata Didi.