KOMPAS.com - PT Pertamina International Shipping (PIS) memastikan proyek pembangunan Terminal Liquefied Petroleum Gas (LPG) Refrigerated Jawa Timur (Jatim) atau Terminal LPG Tuban berjalan sesuai dengan target atau on track.
Tahap pertama proyek pembangunan Terminal LPG Tuban telah rampung pada akhir 2022. Terminal LPG yang termasuk dalam proyek strategis Pertamina ini tengah memasuki pembangunan tahap dua, dan siap untuk memasok 40 persen pasokan LPG nasional pada 2026.
CEO PIS Yoki Firnandi mengatakan bahwa proyek Terminal LPG Tuban dikelola anak usaha PIS, yakni PT Pertamina Energy Terminal (PET) yang diberikan mandat untuk mengelola terminal-terminal energi strategis di Indonesia.
“Salah satunya adalah terminal LPG Tuban, yang ke depannya memegang peranan besar dalam ketahanan energi karena akan melayani sebanyak 40 persen permintaan LPG nasional, khususnya untuk area Indonesia bagian timur,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (19/9/2023).
Progres pembangunan terminal LPG Tuban, lanjut Yoki, bahkan lebih cepat dari target.
Ia mengungkapkan bahwa terminal dengan kapasitas mencapai 93.000 metric ton (MT) tersebut dibangun dengan bertahap.
“Pembangunan LPG Tuban Tahap I untuk proses persiapan lahan dan tangki berlangsung pada 2019 hingga akhir 2022,” imbuh Yoki.
Kemudian, lanjut dia, pembangunan LPG Tuban Tahap II dimulai sejak Februari 2023 dengan skema kerja sama operasi (KSO) bersama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT JGC Indonesia untuk pembangunan terminal sisi darat dan dermaga.
Baca juga: Pertamina Dorong Bright Gas sebagai LPG Nonsubsidi Andalan
Yoki mengatakan, terminal LPG tersebut akan menjadi hub suplai LPG ke beberapa wilayah menggantikan peran dua unit Very Large Gas Carrier (VLGC) yang saat ini difungsikan sebagai floating storage.
Adapun wilayah yang dimaksud, yaitu Jatim, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan, dan Sulawesi.
“Dengan beroperasinya terminal LPG Tuban ini tentunya distribusi energi akan lebih efisien dan lebih menjamin safety serta pasokan LPG,” ujar Yoki.
Tak hanya itu, pembangunan terminal LPG juga tercatat menyerap tenaga kerja hingga sebanyak 1142 orang selama proyek berlangsung dan menyerap Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 33.23 persen.
Baca juga: Motor Listrik Honda Masih Proses Menuju TKDN 40 Persen
Kehadiran infrastruktur strategis tersebut, ditambah dengan penyerapan tenaga kerja dan optimalisasi TKDN dalam pembangunannya membantu menggerakkan perekonomian nasional.
Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendongkrak peringkat daya saing Indonesia terhadap Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Index dari peringkat 44 ke peringkat 34 pada 2022.