Dukung Produksi Migas Nasional, Pertamina Lakukan Tajak Perdana Sumur MNK Blok Rokan 

Kompas.com - 27/07/2023, 19:13 WIB
I Jalaludin S,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan tajak perdana sumur Migas Non Konvensional ( MNK) di Wilayah Kerja (WK) Rokan di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis (27/7/2023).

Peresmian tajak sumur tersebut dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dengan didampingi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK) Migas Dwi Soetjipto, Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Tutuka Ariadji, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, Direktur Utama PHR Chalid Said Salim, dan Gubernur Riau Syamsuar.

Adapun pelaksanaan tajak tersebut merupakan hasil studi potensi MNK dalam upaya mendukung produksi minyak dan gas (migas) nasional.

Dalam melakukan studi evaluasi potensi (teknis) MNK Rokan, PHR melakukan kerja sama dengan perusahaan internasional yang telah terbukti berhasil mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat (AS). 

Baca juga: Mengenal Pertamax Green 95, Produk BBM yang Baru Diluncurkan Pertamina

Untuk mendukung upaya itu, PHR juga melibatkan Tim Percepatan Pengusahaan MNK yang dibentuk Kementerian ESDM.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pasokan migas dalam negeri saat ini belum dapat memenuhi total kebutuhan energi nasional dan berdampak terhadap impor. 

Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk dapat mengurangi kebutuhan impor dengan menambah cadangan hidrokarbon. 

Saat ini, potensi MNK yang terlihat akan dilanjutkan dengan kajian dan konsultasi.

Arifin mengatakan, pihaknya masih memiliki potensi yang cukup besar dan harus dieksploitasi sehingga bisa menjamin keamanan energi untuk masyarakat. 

“Saya mengucapkan selamat kepada Pertamina. Saya sangat bangga dan berpesan jangan lupa untuk terus memperhatikan keselamatan kerja," ujarnya dalam siaran pers, Kamis.

Baca juga: Resmi Ambil Alih Saham Shell di Blok Masela, Pertamina-Petronas Bayar Rp 9,75 Triiun

Pada kesempatan itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan, tajak perdana sumur MNK menandai sejarah baru dalam industri hulu migas nasional. Pasalnya, potensi sumber daya MNK yang ada selama ini belum digarap.

Untuk itu, peresmian tajak tersebut menandai permulaan pengelolaan potensi sumber daya MNK untuk mendukung penambahan cadangan migas nasional.

Dwi berharap, Pertamina dan investor hulu migas lainnya dapat lebih agresif melakukan studi mengenai MNK karena potensinya masih besar. 

“Kami akan memberikan dukungan penuh bagi investasi di sektor MNK sehingga dapat mendukung peningkatan produksi migas nasional," ujarnya.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, tajak sumur MNK itu merupakan upaya baru untuk membuka peluang di WK Rokan guna mendukung produksi migas nasional.

Baca juga: Kasus Oplos Elpiji di Karawang dan Padang, Pertamina Bakal Tindak Tegas Pangkalan jika Terbukti Terlibat

“Pertamina berkomitmen dalam upaya menopang energi nasional, termasuk dalam pencapaian target 1 juta barel minyak pada tahun 2030,” katanya. 

Nicke mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan Pertamina adalah melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya dan cadangan migas yang ada di Indonesia.

Potensi MNK di Gularmo

Direktur Utama PHR Chalid Said Salim mengatakan, sumber daya MNK di WK Rokan berada di formasi pematang brown shale, yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah.

MNK itu juga berada di lower red bed, yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.

“Di WK Rokan potensi MNK ini ada di wilayah sumur Gulamo, dengan rencana total kedalaman mencapai 8.559 kaki,” ujarnya. 

Baca juga: Resmikan Tajak Sumur Gulamo, Gubri Sampaikan Dukungan dan Pesan untuk Pertamina

Chalid menyebutkan, sumur itu merupakan salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan PT Pertamina Hulu Rokan sebagai operator wilayah kerja Rokan, bagi tahapan eksplorasi MNK Rokan.

Rencananya operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1,500 horsepower (HP). 

“Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di WK Rokan umumnya menggunakan Rig 350 HP, 550 HP, 750 HP,” katanya. 

Oleh karenanya, kata Chalid, diperlukan area wellpad  (lokasi eksplorasi) yang cukup luas, yakni lebih kurang 2,5 hektar (ha) atau 2,5 kali lebih luas dari wellpad pada umumnya. 

“Pada tahap pengembangan nanti, wellpad ini dapat mengakomodasi sekitar 8 kepala sumur,” jelasnya.

Untuk diketahui, MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya migas dengan permeabilitas yang rendah (low permeability). 

Baca juga: Sah! Pertamina dan Petronas Akuisisi 35 Persen Kepemilikan Shell di Blok Masela

Perbedaan utama eksplorasi migas konvensional dengan eksplorasi MNK terletak pada lokasi minyak di lapisan bumi. 

Migas konvensional lebih mudah terlihat karena letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan, sedangkan MNK berada di lapisan yang lebih dalam.

Terkini Lainnya
Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina
Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pertamina
Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina
Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Pertamina
Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Pertamina
Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertamina
Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pertamina
Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Pertamina
Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina
Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Pertamina
Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Pertamina
Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Pertamina
Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Pertamina
Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Pertamina
Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Pertamina
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com