KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) dan Chevron New Energies International Pte. Ltd. (Chevron New Energies) menandatangani Joint Study Agreement (JSA) untuk mengkaji kelayakan carbon capture storage (CCS) dan carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS) di Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (7/3/2023).
Perjanjian tersebut ditandatangani di sela-sela CERAWeek 2023, yaitu acara eksplorasi ide dan solusi dengan tema “Navigating a Turbulent World: Energy, Climate and Security".
Acara ini dihadiri oleh para pemimpin Chevron dan Pertamina bersama-sama dengan pejabat pemerintah, pakar, akademisi, inovator teknologi, dan pemimpin keuangan.
Hadir dalam gelaran tersebut, Senior Vice President (SVP) Riset dan Teknologi Pertamina Oki Muraza dan Vice President (VP) CCUS Chevron New Energies Chris Powers.
Selain itu, turut hadir menyaksikan secara langsung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM) Republik Indonesia (RI) Arifin Tasrif dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto.
Baca juga: BPH Migas Gelar Sosialisasi Subsidi Tepat My Pertamina Saat CFD di Jakarta
Untuk diketahui, JSA merupakan kesepakatan kedua antara Chevron dan Pertamina menyusul kolaborasi yang diumumkan di Washington, D.C. pada Mei 2022 untuk menjajaki potensi peluang bisnis rendah karbon di Indonesia.
Kesepakatan pertama, diumumkan dalam acara B20 di Bali pada November 2022 antara Chevron New Energies, Pertamina Power Indonesia, dan Keppel Infrastructure.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk menjajaki pengembangan proyek hidrogen hijau dan amonia hijau dengan menggunakan energi terbarukan di Indonesia.
VP CCUS Chevron New Energies Chris Powers mengatakan, pihaknya telah membantu memenuhi kebutuhan energi Indonesia selama hampir satu abad.
“Kesepakatan baru ini akan membangun momentum bagi tujuan kami bersama, yaitu memajukan target energi Indonesia sambil mengejar masa depan yang rendah karbon,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Badan Geologi Sebut Kondisi Air Tanah di Bandung Kritis
Chris mengungkapkan bahwa Chevron New Energies memiliki kemampuan yang unik dan pemahaman mendalam tentang geologi Indonesia untuk mendukung pemanfaatan CCS/CCUS.
“Bersama-sama, kami dapat memanfaatkan kekuatan kolektif kita untuk membuka peluang baru bagi Indonesia,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, SVP Riset dan Teknologi Pertamina Oki Muraza mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai target net zero emissions (NZE) pada 2060.
“Kesepakatan dengan Chevron New Energies ini sangat positif dan menunjukkan keseriusan Pertamina dalam menindaklanjuti rencana program transisi energi dan dekarbonisasi," tuturnya.
Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengapreasi upaya konsisten Pertamina dan Chevron dalam mendukung target NZE Indonesia tahun 2060.
Baca juga: Kementerian ESDM Dukung Pengembangan Panas Bumi untuk Pencapaian Target NZE 2060
Tak lupa, ia mengatakan bahwa pemerintah mendukung penuh kemitraan tersebut.
“CCS/CCUS merupakan inisiatif yang sangat penting bagi agenda pemerintah dalam program dekarbonisasi. Kemitraan ini akan berkontribusi dalam menciptakan landasan yang kuat untuk mencapai tujuan transisi energi Indonesia,” kata Arifin.
Ia mengungkapkan, pemerintah telah menyelesaikan harmonisasi regulasi CCS/CCUS.
Regulasi tersebut, kata dia, diharapkan dapat mendorong pengembangan lebih banyak proyek-proyek CCS/CCUS di seluruh Indonesia.
“CCS/CCUS akan menjadi jembatan yang dapat menjamin pertumbuhan industri Indonesia sekaligus memastikan emisi karbon terkunci dengan baik,” ujar Arifin.