KOMPAS.com – Jasa Raharja turut berpartisipasi dalam ERMA International Conference on Enterprise Risk Management (ERM) yang digelar pada Kamis (4/12/2025) hingga Jumat (5/12/2025) di Bali.
Konferensi internasional bertema “Risk Odyssey: Engineering Momentum, Building a Resilient Risk DNA” ini menjadi ajang para pemimpin industri, regulator, akademisi, dan profesional risiko untuk membahas strategi penguatan ketahanan organisasi di tengah dinamika lingkungan global yang kian cepat.
Dalam forum tersebut, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Jasa Raharja, Rubi Handojo, hadir sebagai pembicara pada Panel Diskusi Sesi 6 dengan materi berjudul “Resilience Capital: Risk, Governance, and Innovation in a Changing World”.
Pada sesi itu, Rubi memaparkan bagaimana Jasa Raharja membangun resilience capital melalui penguatan pengendalian risiko, tata kelola yang bijaksana, serta pengembangan SDM sebagai fondasi utama perusahaan.
Rubi menjelaskan bahwa mandat negara yang diemban Jasa Raharja menuntut perusahaan untuk siap menghadapi beragam dinamika risiko, mulai dari perubahan regulasi, percepatan teknologi, hingga tingginya tantangan keselamatan transportasi.
Baca juga: Masa Depan Transportasi: Bus Listrik Kalista di Berbagai Kota
Kondisi tersebut menuntut penguatan ketahanan operasional yang tidak hanya mengandalkan sistem, tetapi juga budaya organisasi dan kualitas talenta.
“Sebagai perusahaan yang mengemban amanah negara, Jasa Raharja dituntut memiliki ketahanan risiko yang lebih kuat dan terukur. Risk management harus menjadi DNA organisasi agar kami dapat merespons perubahan dengan cepat serta menjaga keberlanjutan layanan bagi masyarakat,” ujar Rubi dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (5/12/2025).
Ia memaparkan bahwa penguatan DNA ketahanan risiko dilakukan melalui enam pilar kontrol risiko yang saat ini dijalankan perusahaan.
Pilar tersebut meliputi manajemen risiko berorientasi pelanggan, penguatan infrastruktur dan keamanan, peningkatan kontrol proses keuangan, penerapan strategi investasi yang bijaksana, penguatan kepatuhan terhadap aturan, serta pengembangan operasional yang berkelanjutan.
Pada tahap ini, Jasa Raharja memastikan setiap aspek operasional, termasuk proses layanan dan manajemen risiko finansial, berjalan dengan prinsip kehati-hatian dan ketepatan.
Baca juga: KEC dan Archipelago Bentuk Perusahaan Manajemen Hotel di Madinah
Kegiatan ERMA International Conference on Enterprise Risk Management (ERM) yang digelar pada 4?5 Desember 2025 di Bali.Lebih lanjut, Rubi menegaskan bahwa manusia merupakan modal utama dalam membangun ketahanan organisasi.
Jasa Raharja menjalankan berbagai program pengembangan SDM yang berorientasi risiko, mulai dari pembentukan insan Jasa Raharja yang tangguh, penanaman pemikiran risiko sejak proses orientasi, peningkatan keterampilan melalui reskilling dan upskilling, hingga penguatan kapabilitas analitik untuk mengantisipasi pola risiko baru.
“Ketahanan risiko dibentuk oleh orang-orang yang menjalankannya. Budaya kerja yang kuat, pemikiran risiko yang matang, dan kompetensi yang relevan adalah kunci agar organisasi mampu bertahan dan tumbuh di tengah ketidakpastian,” ucap Rubi.
Ia menambahkan, Jasa Raharja berkinerja melampaui tugas mandatnya dengan tetap selaras pada prinsip-prinsip tata kelola (governance), risiko (risk), dan kepatuhan (compliance) atau GRC.
Baca juga: Komisi VII Sebut Penguatan Standardisasi Jadi Kunci Tata Kelola Industri Nasional
Sebagai penutup, Rubi menyampaikan sejumlah pencapaian yang menjadi bukti penguatan tata kelola risiko Jasa Raharja.
Capaian itu, di antaranya, Risk Maturity Index pada level 4,2 (Fase Praktik yang Lebih Baik) serta peringkat idAAA, yang mencerminkan kualitas tata kelola dan ketahanan operasional perusahaan.
Jasa Raharja juga meraih sejumlah penghargaan manajemen risiko, termasuk Public Initiatives Award pada ASEAN Risk Award (ARA) 2025, sebagai pengakuan regional atas komitmennya dalam penguatan manajemen risiko.
Partisipasi Jasa Raharja dalam konferensi ini menjadi kesempatan untuk berbagi praktik, pengalaman, dan perspektif kepada para peserta.
Baca juga: Dukung Pemulihan Pascabencana, Jasa Raharja Salurkan Bantuan Sosial di Pidie, Aceh
Melalui sesi tersebut, Jasa Raharja turut memperkaya wawasan mengenai penerapan manajemen risiko di sektor publik, sekaligus memperoleh pandangan baru dari berbagai pihak yang berkontribusi pada pengembangan tata kelola risiko di tingkat regional.