KOMPAS.com – Landasan atau runway ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta siap dioperasikan pada Juni 2019. Adapun pembebasan lahan untuk kebutuhan itu sudah dilakukan.
“Pembangunan runway ketiga tidak akan terlaksana tanpa dukungan dari warga. Terima kasih atas dukungannya seingga proyek berjalan sesuai jadwal,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/2/2019).
Awaluddin juga menjelaskan bahwa runway ketiga membuka peluang penerbangan di bandara meningkat jadi 120 penerbangan tiap jam.
Untuk rincian biaya, Awaluddin memaparkan bahwa pembangunan menelan Rp 2 triliun, pembebasan lahan Rp 4 triliun sehingga totalnya Rp 6 triliun.
Baca juga: Jokowi Ingin Tak Ada Lagi Antrean Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta
Total lahan yang dibutuhkan adalah 216 hektar guna membangun runway berukuran 3.000x60 meter persegi.
Dari lahan seluas itu, 49 hektar sudah dimiliki Angkasa Pura II sebelumnya. Lalu, tambahan 167 hektar yang telah dibebaskan terbagi dalam 3.021 bidang tanah.
Semua lahan tersebut berlokasi di Kota Tangerang, Kelurahan Selapajang Jaya dan Kelurahan Benda, serta wilayah Kabupaten Tangerang yaitu Desa Bojong Renged, Desa Rawa Burung, dan Desa Rawa Rengas.
Adapun saat ini, Bandara Internasional Soekarno-Hatta sudah mengoperasikan dua runway yang mengakomodasi 80 plus 1 penerbangan per jam.
Di samping membangun runway ketiga, Angkasa Pura II juga tengah menyelesaikan proyek east cross taxiway (ECT) yang ditargetkan dapat digunakan pada pertengahan 2019.
East cross taxiway adalah jalan di sisi timur bandara yang digunakan pesawat untuk melintas dari runway 1 ke runway 2 atau sebaliknya. Saat ini, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sudah terdapat west cross taxiway.
“Melalui east cross taxiway, dan west cross taxiway, pesawat dapat lebih cepat melintas dari runway 1 ke runway 2 mau pun sebaliknya,” tambah Awaluddin.