KOMPAS.com - PT Angkasa Pura II (Persero) mengumumkan rencananya untuk menerbitkan obligasi dengan nilai Rp 750 miliar.
Penerbitannya akan dilaksanakan melalui Penawaran Umum Berkelanjutan “ Obligasi BerkeIanjutan I Angkasa Pura II Tahun 2018”.
Obligasi ini mendapatkan peringkat AAA (Triple A)dari Peringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
Adapun dana hasil penawaran umum obligasi tersebut setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan Perseroan untuk pengembangan dan peremajaan sisi udara dari bandara-bandara yang dikelola perusahaan.
Antara lain, untuk pembangunan dan pengembangan runway, taxiway, apron, dan fasilitas penunjang lainnya.
Dari sisi darat, pembangunan dan pengembangan fasilitas akan jadi target untuk merapikan terminal, gedung parkir, aksesibilitas, dan fasilitas pendukung lainnya.
Melalui rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (8/11/2018) diinformasikan bahwa obligasi tersebut mendapatkan peringkat AAA (Triple A) dari Peringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
“Ada beberapa hal yang membuat kami berhasil memperoleh peringkat obligasi, yaitu pengalaman dan track record Perseroan, manajemen operasi yang mumpuni, serta profil pengelolaan bandara udara yang baik,” ujar Director of Finance Angkasa Pura II, Andra Y Agussalam pada penyelenggaraan Investor Gathering Angkasa Pura II.
Ia juga optimistis penawaran umum akan sukses dan berjalan lancar.
Lebih lanjut
Pada acara itu, dijelaskan bahwa obligasi terbagi menjadi 2 seri. Seri A berjangka waktu tiga tahun, dengan kisaran tingkat bunga tetap sebesar 8,5 sampai 9 persen per tahun.
Sedangkan seri B berjangka waktu lima tahun dengan kisaran tingkat bunga tetap sebesar 8,75 - 9,25 persen per tahun.
Bunga Obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing.
Adapun penjamin pelaksana emisi pada penerbitan obligasi itu di antaranya PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
Angkasa Pura II optimis akan memperoleh Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 November 2018, sehingga dapat melakukan penawaran umum pada 3 dan 4 Desember 2018.
Lainnya, untuk tanggal penjatahan diperkirakan jatuh pada 5 Desember 2018 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Desember 2018.
Perlu diketahui pembangunan dan pengembangan bandara menjadi fokus perusahaan karena fasilitas itu penting bagi Indonesia yang sedang menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara.
“Potensi pariwisata di Indonesia masih dapat dikembangkan. Upaya pemasaran pariwisata dapat dilakukan di wilayah Indonesia Barat yang menyasar warga mancanegara Asia Tenggara kelas menengah-atas yang berlibur akhir pekan di Indonesia. Juga untuk penumpang domestik di mana perkembangan ekonomi pada wilayah ini cukup pesat, sehingga secara natural akan berimbas pada peningkatan jumlah penumpang”, kata Andra lagi.