KOMPAS.com - PT. Angkasa Pura II (AP II) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Telkomsel untuk menjalin kerja sama airport digital business, Rabu malam (11/10/18) di Club Med, Nusa Dua, Bali.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan kalau kerja sama tersebut masuk dalam program joint marketing synergy. Adapun airport community menjadi prioritas kolaborasi yang saat ini tengah dikembangkan.
“Tahun ini, AP II fokus pada pengembangan airport digital business,” ujar Awaluddin.
Tujuannya yakni untuk mempermudah dan memfasilitasi segala kebutuhan orang-orang yang berlalu lalang di bandara, baik itu passenger, visitor (pengunjung), dan worker (pekerja bandara).
Adapun portofolio airport digital business terdiri dari lima hal, yaitu airport big data, airport I payment, airport I advertising, airport e-commerce, dan airport community.
Kerja sama itu dilakukan, kata Awal didasari karena baik AP II dan Telkomsel sudah memiliki pelanggan drngan jumlah besar.
AP II yang mengelola 15 bandara, pada 2017 lalu melayani 105 juta traffic passenger. Sementara Telkomsel memiliki 170 juta pelanggan.
“Kalau ini disinergikan menjadi sebuah community program, saya rasa akan sangat dahsyat sekali (pengaruhnya),” lanjut Awaluddin.
Dalam kesempatan itu, Awaluddin juga mencontohkan bentuk konkret kerja sama tersebut.
“Misalnya, penjualan paket data. Lalu ke depannya, akan dibangun juga booth Telkomsel di kawasan transit terpadu atau Transit Oriented Development (TOD) di pintu M1 Bandara Soekarno Hatta untuk menjual produk-produk milik Telkomsel,” ujarnya.
Tak hanya itu, selanjutnya mereka dapat pula
merancang sebuah produk yang memudahkan dan meringankan biaya para pekerja bandara, misalnya terkait biaya parkir.
Langkah ke depannya, Angkasa Pura II juga akan mendorong penggunaan Internet of Things (IoT) dalam pengelolaan bandara. Sebagai contoh, kemudahan data dalam ground services equipment di bagian ground handling.
“Contohnya, dengan IoT, pengangkat bagasi dab bahan bakar bisa di monitor dengan radar secara otomatis (atau) digital, tidak manual lagi. Jadi lebih mudah termonitornya,” ucap Awaluddin.