KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha subholding upstream PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dan memelihara satwa dilindungi.
Salah satu inisiatif yang diwujudkan adalah dengan mengembangkan pusat rehabilitasi orang utan Samboja Lestari di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersama Borneo Orang utan Survival Foundation (BOSF).
Komisaris Pertamina Nanik S Deyang mengapresiasi komitmen perusahaan dalam memelihara satwa langka dan melestarikan lingkungan.
“Saya terharu, tidak semua orang mau merawat orang utan di tempat seperti ini. Hal ini menunjukkan kepedulian Pertamina terhadap pelestarian satwa dilindungi. Saya berharap, ke depan, seluruh Pertamina Group bisa terlibat aktif dalam upaya ini,” ujar Nanik dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).
Baca juga: Lewat Green Procurement, Pertamina Ajak Mitra Berkontribusi pada Keberlanjutan
Pada kesempatan sama, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, komitmen tersebut menegaskan bahwa Pertamina sebagai perusahaan energi nasional peduli terhadap masa depan lingkungan dan keberlanjutan ekosistem di Indonesia.
“Inisiatif ini bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ( TJSL) Pertamina pilar lingkungan, khususnya dalam konservasi keanekaragaman hayati fauna,” terang Fadjar.
Fadjar menambahkan, program tersebut selaras dengan implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance ( ESG), serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) poin 13 (penanganan perubahan iklim), 14 (menjaga ekosistem laut), dan 15 (menjaga ekosistem darat).
Sejak 2023, PHSS telah melakukan konservasi terhadap tiga individu orang utan dengan dua individu tambahan direncanakan untuk konservasi pada periode 2026 hingga 2027.
Baca juga: Booth Pertamina di GIIAS 2025 Suguhkan Hiburan Seru dan Hadiah Jutaan Rupiah
Upaya tersebut didukung dengan rehabilitasi habitat melalui penanaman pohon di kawasan Samboja Lestari seluas 8 hektare (ha) yang dimulai pada 2024 dan akan berlanjut hingga 2027.
Jenis pohon yang ditanam mencakup pohon endemik, seperti Damar, Merembun, dan Balanggeran.
Upaya penanaman ini sebagai bagian dari upaya pemulihan ekosistem hutan serta pohon produktif, seperti mangga dan pepaya yang menjadi sumber pangan alami bagi orang utan.
Hingga kini, Pertamina telah menjalankan lebih dari 50 program konservasi keanekaragaman hayati fauna dengan total 261 jenis hewan dan lebih dari 800.000 individu satwa yang telah dikonservasi.
Baca juga: Wujudkan Zero Fatality di Tempat Kerja, Pertamina Perkuat Kolaborasi dengan Mitra
Satwa tersebut meliputi spesies, seperti gajah, elang, monyet, bekantan, yaki, pesut, rusa, penyu, merak, dan kupu-kupu.
“Langkah ini bukti nyata bahwa Pertamina Group tidak hanya berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga aktif dalam menjalankan program pelestarian alam, khususnya untuk konservasi satwa endemik Indonesia seperti orang utan,” kata Fadjar.