KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) Pertamina Persero Nicke Widyawati menilai bahwa energi adalah katalis pertumbuhan ekonomi.
"Indonesia, terutama Pertamina, perlu mengamankan energi sekaligus mengurangi karbon untuk mendukung target pemerintah mengenai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang," tuturnya.
Hal tersebut disampaikan Nicke saat menjadi panelis pada The 48th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition, Selasa (14/5/2024).
Dia mengungkapkan, Pertamina mulai memperkuat business legacy dengan memaksimalkan dan membangun infrastruktur terintegrasi dari hulu, midstream, hingga hilir.
Baca juga: Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi
Tujuannya, sebut dia, untuk memperkuat aksesibilitas dan keterjangkauan. Dua hal ini adalah tantangan terbesar yang dihadapi Pertamina saat ini.
"Jadi kita harus mengatasi masalah ini dengan benar dalam perencanaan strategis kita,” ujarnya.
Nicke menjelaskan, Pertamina sebagai badan usaha milik negara (BUMN) melakukan rencana strategis baru, salah satunya lewat transisi energi secara bertahap.
"Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas (migas). Di sisi lain, Pertamina juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target NZE 2060," jelasnya.
Baca juga: Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi
Untuk mewujudkan target tersebut, Pertamina meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogas oil, serta bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
"(Pertamina) juga melakukan penyeimbangan karbon, seperti solusi berbasis alami dan carbon capture, utilization, and storage (CCUS)," tambahnya.
Disebut Nicke, Pertamina juga memiliki mandat untuk memastikan energi terjangkau bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan daya beli melalui peningkatan pertumbuhan industri di Indonesia.
Berbagai operasional tersebut, lanjutnya, juga dilakukan dengan menjaga kinerja keberlanjutan Pertamina sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
Baca juga: PT Pertamina Patra Niaga JBT Siagakan Pasokan Avtur untuk Penerbangan Haji di Bandara Adi Soemarmo
"Environmental, social and governance (ESG) menjadi prioritas Pertamina. Hal ini dibuktikan dengan pengurangan emisi karbon Pertamina yang mencapai 34 persen pada 2023," papar Nicke.
Dia mengungkapkan bahwa semua langkah itu dilakukan agar Pertamina bisa menjaga keseimbangan antara ketahanan energi dan kelestarian lingkungan yang baik.
“Kami percaya bahwa semua program tersebut juga ada kuncinya yaitu digitalisasi, keberlanjutan, kesiapan sumber daya manusia (SDM), serta kemajuan teknologi,” ucapnya.
Perlu diketahui, sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mewujudkan NZE 2060 dengan mendorong program-program yang berdampak langsung terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan ESG di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.