KOMPAS.com – Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen mendorong pengurangan emisi karbon.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, komitmen itu dibuktikan dari keberhasilan Pertamina Patra Niaga mengurangi emisi karbon setara lebih dari 1,58 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2eq) dari berbagai upaya reduksi emisi di lini operasional perusahaan.
Dia menyebutkan, Pertamina Patra Niaga merupakan perusahaan energi yang saat ini masih dominan menyediakan energi fosil.
Namun, pihaknya memiliki komitmen untuk berkontribusi terhadap penurunan emisi lewat berbagai cara.
“Untuk masyarakat dan industri, kami telah menyediakan bahan bakar lebih ramah lingkungan. Kami juga hadir sebagai partner dekarbonisasi untuk mitra bisnis, ada pula upaya mandiri dari lini operasional kami,” ujarnya dalam sairan pers, Rabu 97/2/2024).
Baca juga: Soal Pengganti Ahok di Pertamina, Wamen BUMN: Belum, Lagi Dipikirin
Adapun keberhasilan penurunan emisi terbesar bersumber dari pemanfaatan bahan bakar nabati atau biofuel, terutama penyaluran Biosolar B35 yang berkontribusi mengurangi emisi mencapai 1,57 juta ton CO2eq.
Sekitar 5.800 ton CO2eq lainnya bersumber dari penggunaan pebangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada lokasi kerja dan gedung perkantoran, PLTS di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Green Energy Station (GES), penurunan emisi dari penukaran baterai motor listrik atau Battery Swapping Station, dan program efisiensi, seperti efisiensi energi, efisiensi air, dan program reduksi emisi lainnya.
Riva mengatakan, upaya tersebut bisa memperlihatkan manfaat biofuel dalam mengurangi emisi.
“Oleh karena itu ke depan kami akan terus aktif melanjutkan dan mengembangkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, upaya lain dari efisiensi juga akan terus ditingkatkan,” lanjut Riva.
Dengan hasil pengurangan emisi yang signifikan, pemanfaatan biofuel menjadi salah satu langkah besar dalam mengurangi emisi yang akan dilanjutkan dan diperluas pada 2024.
Riva berharap, selain Biosolar B35, Pertamax Green 95 juga akan mengurangi emisi cukup besar.
Selain biofuel, Pertamina Patra Niaga juga mendorong distribusi bahan bakar rendah sulfur, misalnya penggunaan Pertamax Turbo dan Perta Dex yang kandungan sulfurnya sudah dibawah 50 ppm, setara EURO4.
Lalu untuk mitra industri, Pertamina Patra Niaga juga menyalurkan Very Low Sulfur Fuel Oil (VLSFO) yang memiliki kandungan sulfur maksimum 0,5 persen yang sesuai standar untuk pelayaran internasional.
Riva mengatakan, upaya tersebut adalah cara Pertamina Patra Niaga menjadi solusi sekaligus mitra dekarbonisasi serta pengurangan emisi karbon dalam sektor energi.
Baca juga: Bidik Ekspansi Global, Pertamina Geothermal Gandeng Perusahaan Turki
“Harapannya, langkah ini menjadi peran kami dalam mencapai cita-cita Indonesia Net Zero Emission (NZE) 2060,” ujarnya.