KOMPAS.com- PT Pertamina Patra Niaga menyesuaikan harga produk liquified petroleum gas (LPG) nonsubsidi dengan tren harga rata-rata publikasi Contract Price Aramco (CPA) serta nilai mata uang rupiah sesuai periode tertentu.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, harga LPG disesuaikan setelah evaluasi tren CPA pada November 2023, yakni setelah penurunan harga satuan rupiah per kilogram (Rp/kg) sebagai dampak melemahnya nilai tukar mata uang dollar terhadap rupiah.
"Melihat tren tersebut, kami memutuskan untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian harga seluruh produk LPG nonsubsidi pada seluruh varian bright gas dan elpiji yang berlaku sejak 22 November 2023," kata Irto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (23/11/2023).
Untuk diketahuu, pada produk Bright Gas 5,5 kg, terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 90.000 per tabung atau mengalami penurunan hingga Rp 6.000. Untuk Bright Gas 12 kg dan Elpiji 12 kg menjadi Rp 192.000 per tabung atau turun Rp 12.000 per tabung.
Baca juga: Pertamina Call Center 135 Raih Penghargaan pada Ajang Contact Center World Global Awards 2023
Harga tersebut berpaku untuk Pulau Jawa ditingkat penyalur agen resmi Pertamina. Sementara, harga per tabung untuk agen di wilayah lain akan disesuaikan dengan harga di Pulau Jawa.
"Penetapan harga baru sudah mengacu pada regulasi penetapan harga LPG umum sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tahun 2021 tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG," jelas Irto.
Pertamina Patra Niaga saat ini menjual produk LPG nonsubsidi melalui berbagai channel, yakni agen, outlet, minimarket, dan sejumlah lokasi kios matic yang dapat menukar tabung kosong dengan tabung baru. Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga menawarkan Pertamina Delivery Service (PDS) atau pesan antar LPG non subsidi melalui call center 135.
Seluruh harga terbaru produk LPG nonsubsidi Pertamina dapat diakses melalui tautan berikut atau menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.
Baca juga: Sumur di Sintang Kalbar Keluarkan Minyak Mirip Pertalite, Ini Tanggapan Pertamina