KOMPAS.com – Jasa Raharja bersama Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melanjutkan rangkaian pengenalan Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas pada mata pelajaran tingkat SD-SMA atau sederajat.
Terbaru, Jasa Raharja dan Korlantas Polri mengajak 300 pengajar mengikuti kegiatan diseminasi di Hotel Bhumi Surabaya, Kamis (1/2/2024).
Acara tersebut dihadiri Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Maman Wijaya, Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri Bakharuddin Muhammad Syah, dan Direktur Utama Jasa Raharja Rivan A Purwantono.
Hadir pula Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja Munadi Herlambang, Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) Komaruddin, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) Sugiyono, dan Sub Koordinator Sarana dan Prasarana Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Provinsi Jatim Agus Karyanto, serta pejabat lain di lingkungan Jatim.
Pada kesempatan itu, Rivan mengatakan, hampir seluruh kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia selalu diawali dengan terjadinya pelanggaran lalu lintas.
“Kecelakaan diawali dengan pelanggaran yang dianggap sederhana atau kita maklumi kejadiannya. Ternyata, ini membawa dampak yang luar biasa dan mempengaruhi banyak hal,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (3/1/2024).
Dampak tersebut, seperti kerugian negara dengan sekitar 2,9-3,1 persen atau setara Rp 448 – 478 triliun. Ada pula aspek kerugian sosial mulai dari 62,5 persen keluarga yang mengalami kemiskinan.
“Sebab, korban pada usia produktif yang bisa menyebabkan hilangnya pekerjaan dan dampak lebih luas lagi karena anaknya putus sekolah. Inilah yang menghantui kita semua,” katanya.
Rivan menambahkan, semua pihak harus mempunyai mindset yang sama bahwa kecelakaan bukan nasib karena bisa dihindari.
Baca juga: Pelanggar Lalu Lintas Tak Pantas Dapat Santunan dari Jasa Raharja
“Kita bisa belajar dari negara yang memiliki behaviour yang sama dengan kita, contohnya Jepang,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, Jepang bisa membuktikan penurunan angka kematian akibat kecelakaan berkat penerapan pendidikan dari dini pada 2020.
“Harapan saya, kita hari ini memiliki pemahaman yang sama dengan menerapkan kurikulum baru yang diinisiasi Jasa Raharja dan Korlantas Polri,” ujarnya.
Rivan mengatakan, pemahaman tersebut diharapkan bisa membuat anak didik memahami dan mengerti berlalu lintas dengan mengutamakan keselamatan.
“Ini agar generasi penerus kita adalah generasi berkeselamatan yang mendukung Indonesia Sehat dan Indonesia Maju,” jelasnya.
Baca juga: 63 Tahun Proteksi Social Security Jasa Raharja
Pada kesempatan itu, Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komaruddin mengapresiasi pemilihan Jatim sebagai salah satu wilayah yang mendapatkan sosialisasi langsung penerapan program tersebut.
“Apa yang hari ini kami sama-sama pelajari sejalan dengan program yang telah dilaksanakan Direktorat Lalu lintas (Ditlantas) Jatim,” katanya.
Komaruddin mengatakan, pihaknya sepakat untuk mendukung tercapainya lalu lintas yang berbudaya agar muncul empati dan timbul rasa kesadaran dari masyarakat.
Dia menegaskan, kesadaran berkendara bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga orang di sekitarnya. Oleh karenanya, tidak perlu lagi ada korban sia-sia karena kecelakaan.
“Saya rasa program diseminasi model integrasi pendidikan lalu lintas adalah jawaban dari harapan kami mengenai langkah konkrit menumbuhkan kesadaran masyarakat mulai dari bangku sekolah,” jelasnya.
Baca juga: Santunan Jasa Raharja Capai Rp 3,08 Triliun, Terbanyak untuk Korban Kecelakaan Motor
Sementara itu, Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK Maman Wijaya menyampaikan, salah satu perhatian dari revolusi mental adalah penilaian indeks gerakan Indonesia tertib.
Dia menyebutkan, indeks tersebut saat ini belum memuaskan karena trennya masih menurun.
“Salah satu faktornya adalah ketertiban berlalu lintas. Saya sangat mengapresiasi inisiasi ini agar selanjutnya program ini di rekognisi kegiatan ini ke level yang lebih besar sehingga lebih massive dampaknya kepada masyarakat,” katanya.
Maman juga berharap, Jatim bisa memanfaatkan implementasi program tersebut dan memastikan penerapan pembelajarannya sehingga bisa diukur efektivitasnya.