KOMPAS.com - Sampai dengan semester I-2024, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (Adhi) membukukan pendapatan atau revenue sebesar Rp 5,7 triliun dan laba kotor Rp 521.7 miliar.
Adhi dalam siaran persnya, Kamis (1/8/2024) menyatakan, mencetak laba selama semester I-2024 sebesar Rp 13.8 miliar. Angka ini naik sebesar 11 persen dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 12.4 miliar.
"Kenaikan laba tersebut dikontribusi oleh proyek, seperti Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, dan pembangunan Rumah Susun Polri dan Badan Intelejin Negara (BIN) di Ibukota Nusantara (IKN)-Penajam Paser," tulis Adhi dalam siaran persnya.
Peningkatan laba bersih ini mengindikasikan Adhi tetap mampu bertumbuh di tengah sentimen industri konstruksi yang kurang baik.
Total aset Adhi pada semester 1-2024 mencapai Rp 36,2 triliun. Adhi telah menurunkan utang usaha sebesar 14 persen dan utang bank dan obligasi sebesar 20 persen.
Baca juga: ADHI Resmikan Jembatan Pulau Balang untuk Konektivitas di Kaltim dan IKN
Dengan demikian, liabilitas Adhi pada semester 1-2024 tercatat Rp 26.9 triliun atau turun 14 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 31,3 triliun.
Hal ini menunjukkan komitmen Adhi untuk memenuhi kewajiban yang dimiliki. Ekuitas Adhi pada semester I-2024 sebesar Rp 9,2 triliun.
Sementara itu, dari sisi Net Cash Flow Provided by Operating Activites, Adhi mampu membukukan nilai positif sebesar Rp 1,0 triliun.
Capaian itu dikontribusikan dari realisasi pembayaran Lintas Raya Terpadu (LRT) sebesar Rp 4.1 triliun dan pembayaran dari termin proyek-proyek yang dikerjakan perseroan.
Pembayaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas Adhi untuk mendukung percepatan penyelesaian proyek.
Dengan demikian, solvabilitas Adhi menunjukkan perbaikan. Pasalnya rasio Debt to Equity Ratio (DER)—rasio utang terhadap ekuitas—Total dari menurun dari 3,41 pada 2023, menjadi 2,91 pada 2024.
Baca juga: Komitmen dalam Pembangunan Berkelanjutan, Adhi Raih 2 Penghargaan di Anugerah ESG 2024
Rasio solvabilitas merupakan tolok ukur kemampuan suatu usaha dalam melunasi utang atau pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Hal ini menunjukkan kondisi postur kinerja Adhi yang semakin sehat.
Lalu rasio DER Interest Bearing Debt Adhi pun turut menunjukkan perbaikan dari 1,29 pada 2023 menjadi 1,04 pada 2024.
Adapun dalam mencapai target kinerja tahun 2024, Adhi menerapkan prinsip Operational Excellence untuk memaksimalkan produktivitas pada proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh perseroan.
Sampai semester 1-2024, Adhi telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 10,2 triliun.
Adhi pun bersikap lebih cermat dan berhati-hati dalam pemilihan setiap proyek baru. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan skema pembayaran yang baik dan melakukan monitoring pembayaran proyek khususnya proyek-proyek besar untuk menjaga kas operasi tetap positif.