Pertamina NRE dan LONGi Luncurkan Proyek Manufaktur Panel Surya Berkapasitas 1,4 GW

Kompas.com - 23/06/2025, 19:54 WIB
I Jalaludin S,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pertamina New and Renewable Energy ( Pertamina NRE) bekerja sama dengan LONGi Green Technology Co., Ltd meluncurkan proyek strategis pembangunan fasilitas manufaktur panel surya atau photovoltaic (PV) di Indonesia. 

Inisiatif itu mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan bertujuan menjawab permintaan yang terus meningkat terhadap modul solar PV, baik di dalam negeri maupun kawasan Asia Tenggara.

Fasilitas tersebut ditargetkan memiliki kapasitas produksi sebesar 1,4 gigawatt (GW) per tahun dan akan menggunakan teknologi terbaru dari LONGi.

LONGi merupakan pemimpin global dalam manufaktur solar PV, dengan teknologi Hybrid Passivated Back Contact (HPBC) 2.0 tipe N yang mampu menghasilkan modul surya dengan efisiensi tinggi.

Proyek solar PV tersebut berlokasi di Deltamas, Jawa Barat (Jabar). Lokasi tersebut dipilih karena strategis, sehingga memudahkan distribusi dan rantai pasok selama proses produksi.

Baca juga: Perkuat Portofolio EBT, Pertamina NRE dan Perusahaan Filipina Teken Kerja Sama Investasi Saham

Fasilitas manufaktur ini juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani mengatakan, proyek strategis itu akan sangat mendukung proses transisi energi di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan target pemerintah yang menargetkan bauran energi mencapai 34,3 persen pada 2034.

Eniya berharap proyek tersebut berjalan lancar dan dapat mendukung Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), yang menargetkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW.

Dari jumlah tersebut, 61 persen atau sekitar 42,6 GW direncanakan berasal dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT).

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Edy Junaedi mengapresiasi kontribusi LONGi dan Pertamina NRE yang dinilai meningkatkan kapabilitas manufaktur energi terbarukan Indonesia.

Baca juga: Pertamina NRE Masuk ke Filipina, Borong Saham Perusahaan Energi Terbarukan

Lebih dari itu, kerja sama keduanya juga mengintegrasikan Indonesia ke dalam rantai pasok global dalam industri energi baru dan terbarukan.

“Hal ini akan memperkuat dan meningkatkan kolaborasi kedua negara dalam mempercepat transisi energi,” ujar Edy dalam acara Project Launching Solar PV Manufacturing di Deltamas, Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/6/2025).

Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), kemampuan produksi panel surya dalam negeri saat ini baru mencapai 1.6 gigawatt peak (GWp) per tahun. 

Dengan adanya proyek ini, kapasitas nasional akan meningkat menjadi 3 GWp, guna mendukung target pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 300–400 GWp pada 2060.

Tonggak penting transisi energi Indonesia

Sementara itu, CEO Pertamina NRE John Anis menyampaikan, kerja sama ini merupakan tonggak penting dalam upaya transisi energi di Indonesia.  

Baca juga: Lewat E-Fuels, Pertamina NRE Kembangkan Solusi Inovatif Dekarbonisasi Sektor Transportasi

“Dengan membangun kapasitas manufaktur lokal, kami ingin memperkuat rantai pasok solar PV dalam negeri, menurunkan biaya produksi, dan menciptakan lapangan kerja hijau yang berkeahlian tinggi,” jelas John.

Vice President (VP) Longi Global Dennis She menambahkan, kerja sama dengan PNRE menjadi peluang bagi perusahaannya dalam mengembangkan bisnis  energi di Asia Tenggara. 

“Dengan kerja sama ini, kami harap bisa terus mendukung target transisi energi di Indonesia dengan saling berbagi pengetahuan dan teknologi dalam industri solar PV,” ujarnya.

Pemerintah Indonesia telah memiliki peta jalan untuk peningkatan permintaan solar PV hingga 2035.

Karena itu, proyek itu dinilai sangat potensial dalam mendukung pengembangan proyek PLTS di dalam RUPTL yang mengusung transisi energi berkelanjutan.

Baca juga: Tak Sekadar Bisnis, Begini Cara Pertamina NRE Jaga Kedekatan Sosial

Selain itu, proyek tersebut juga diharapkan memperkuat rantai pasok industri energi terbarukan, termasuk solar cell, serta mendukung pengembangan proyek hidrogen hijau (green hydrogen) di masa depan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, langkah Pertamina NRE dalam mendorong pengembangan energi transisi merupakan upaya proaktif Pertamina dalam mendukung target swasembada energi dan Net Zero Emission (NZE) pemerintah. 

“Sejalan dengan program Pertamina sebagai pemimpin transisi energi, pembangunan fasilitas manufaktur panel surya ini diharapkan memperkuat ekosistem energi transisi di Indonesia,” ujar Fadjar.

Proyek strategis tersebut merupakan wujud dukungan Pertamina NRE terhadap visi pemerintah mencapai NZE 2060 melalui pengembangan bisnis yang hijau, berkelanjutan, dan mendukung visi Asta Cita Presiden Prabowo untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional.

Baca juga: Menteri Kehutanan dan Pertamina NRE Dorong Program Aren Nasional untuk Kembangkan Bioetanol Indonesia

Terkini Lainnya
Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina
Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pertamina
Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina
Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Pertamina
Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Pertamina
Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertamina
Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pertamina
Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Pertamina
Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina
Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Pertamina
Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Pertamina
Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Pertamina
Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Pertamina
Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Pertamina
Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Pertamina
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com