PIPES 2025, Inisiatif Pertagas Dorong Infrastruktur Terintegrasi demi Wujudkan Ketahanan Energi Nasional

Kompas.com - 20/06/2025, 12:31 WIB
Tsabita Naja,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Pertamina Gas ( Pertagas) menyelenggarakan Pertagas Integrated Pipeline and Energy Summit (PIPES) 2025 sebagai upaya mendorong pembangunan infrastruktur energi terintegrasi guna mendukung ketahanan dan kedaulatan energi nasional.

PIPES digelar pada 17–18 Juni 2025 di Jakarta dengan mengusung tema The First Integrated and Longest Gas Transmission Pipeline in Southeast Asia.

Forum tersebut mempertemukan lebih dari 250 peserta dalam satu ruang dialog terbuka. Peserta yang hadir merupakan para pemangku kepentingan, pelaku industri, perusahaan energi, mitra bisnis strategis, pengambil kebijakan, dan pelaksana industri energi.

Dalam sambutannya, Direktur Utama (Dirut) Pertagas Gamal Imam Santoso menyampaikan bahwa Pertagas bersama subholding gas PT Pertamina (Persero) merupakan tulang punggung sistem transmisi gas bumi nasional yang berperan penting dalam memastikan distribusi energi andal dan merata.

Baca juga: Pertagas Sukses Gelar PIPES 2025, Satukan Visi Energi Nasional Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan

“Kami memastikan pemerataan jaringan pipa gas bumi ke kawasan industri strategis dan turut menjalankan Roadmap Integrasi Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi Nasional sebagai bagian dari upaya mewujudkan kedaulatan energi Indonesia,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (20/6/2025).

Gamal juga menekankan bahwa infrastruktur penyaluran gas yang andal dan terintegrasi berperan vital dalam mendukung industri strategis seperti pupuk, pembangkitan listrik, kilang, dan industri lainnya.

Forum PIPES 2025 juga dihadiri oleh Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Erika menegaskan bahwa swasembada energi merupakan kunci utama untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.

Baca juga: PLN dan Lemhannas Bidik Kerja Sama Kebijakan Energi Nasional

“Melalui hilirisasi, kami mendukung peningkatan produksi dan pemanfaatan gas bumi dalam negeri. Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur gas bumi, khususnya jaringan pipa memegang peran penting sebagai tulang punggung distribusi energi nasional.” tegasnya.

Pernyataan Erika diperkuat oleh Senior Vice President (SVP) Strategy & Investment Pertamina Henricus Herwin yang menyampaikan pentingnya integrasi rantai pasok migas hulu-hilir sebagai strategi untuk menjawab tantangan global.

“Di tengah tantangan global, konsolidasi dan integrasi sistem energi nasional menjadi krusial untuk mewujudkan efisiensi sekaligus menjaga kedaulatan dan keberlanjutan,” ujarnya.

Baca juga: Pertamina Kembangkan Terminal BBM di Maumere, Perkuat Akses Energi di Indonesia Timur

Sinergi subholding gas Pertamina

Dari sisi pengembangan infrastruktur, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Harry Budi Sidharta menegaskan komitmen PGN dalam mendukung hilirisasi industri gas bumi melalui integrasi infrastruktur dan inovasi teknologi. 

"PGN semakin memperkuat posisi subholding gas Pertamina sebagai pemeran utama dalam mewujudkan infrastruktur gas yang terintegrasi dan agregasi gas bumi nasional," tegasnya.

VP Corporate Communication Pertamina menambahkan, forum PIPES mencerminkan keaktifan Pertagas dalam memimpin distribusi energi bersih.

"Kami berharap, program PIPES 2025 menjadi sinergi dari semua pihak agar dapat meningkatkan energi bersih di Indonesia, sehingga mampu mencapai kedaulatan energi dan target Net Zero Emission (NZE) pemerintah," tandasnya.

Baca juga: Energi Surya Jadi Andalan Baru PLN IP Capai NZE 2060

PIPES 2025 terdiri atas dua sesi pleno berbentuk dialog terbuka. Setiap sesi membahas berbagai isu material di sektor energi, seperti harmonisasi regulasi energi, serta keseimbangan kebutuhan pasar dan kedaulatan energi nasional.

Sesi pleno pertama bertema Harmonizing Energy Regulations yang menghadirkan regulator strategis, di antaranya Direktorat Jenderal Migas, BPH Migas, Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), SKK Migas, dan PGN selaku subholding gas.

Diskusi pada sesi pertama membahas pentingnya harmonisasi kebijakan untuk menciptakan kemandirian energi dari hulu ke hilir.

Sesi pleno kedua mengangkat tema Balancing Market Needs and Strengthening National Energy Sovereignty dengan menghadirkan mitra bisnis strategis Pertagas, antara lain PT INALUM, Mubadala Energi, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), serta Dirut Pertagas.

Baca juga: Pertagas Bangun Pipa Baru dan Energi Hijau, Apa Dampaknya ke RI?

Diskusi pada sesi pleno kedua fokus membahas keseimbangan antara kebutuhan industri dan kepentingan nasional melalui penguatan pasokan energi domestik dan kebijakan yang proaktif.

Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Seluruh program Pertamina dijalankan selaras dengan prinsip environmental, social & governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional perseroan.

Baca juga: ESG Bukan Lagi Kewajiban tetapi Mesin Inovasi dan Pertumbuhan

Terkini Lainnya
Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina dan KLH Kolaborasi Bersihkan Sungai Ciliwung di Kebun Raya Bogor

Pertamina
Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

Pertamina
Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina Umumkan 105 Peserta Energy Debate Championship PGTC 2025

Pertamina
Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Tembus Pasar Global, Pertamina Bawa UMKM Binaan ke Pesta Rakyat Brisbane 2025

Pertamina
Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Jadi Maskapai dengan Ketepatan Waktu Terbaik di 2024, Pelita Air Raih Penghargaan dari Pemerintah

Pertamina
Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertama di Asia Tenggara, Pertamina Sukses Terbangkan Pesawat Berbahan Bakar Minyak Jelantah

Pertamina
Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pelita Air Terbang Gunakan Pertamina SAF Berbahan Baku Minyak Jelantah, Begini Respons Penumpang

Pertamina
Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Tingkatkan Literasi Energi, Pertamina Sosialisasikan AJP 2025 di Wilayah Sumbagut

Pertamina
Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina SAF Dorong Ekonomi Sirkular Masyarakat dan Kurangi Emisi Lingkungan

Pertamina
Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Dukungan Pemerintah untuk Pertamina Kembangkan SAF dari Minyak Jelantah

Pertamina
Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Perdana! Pelita Air Terbang Gunakan Minyak Jelantah Pertamina

Pertamina
Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Catat! Ini Tips Menang AJP 2025 dari Pertamina, Mulai dari Penulisan hingga Pilihan Narasumber

Pertamina
Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Kapasitas Pembangkit Tumbuh 14 Persen, Buah Manis Investasi Pertamina NRE di CREC

Pertamina
Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Sinergi Pertamina-Pindad Luncurkan Teknologi Inspeksi Pipa Migas Ultrasonik Pertama di Indonesia

Pertamina
Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Kado HUT Ke-80 RI, Produksi Migas PEP Prabumulih Field Melejit 935 Persen di Atas Target

Pertamina
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com