JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa tujuan pihaknya menyelenggarakan Small Medium Enterprise Expo ( SMEXPO) 2023 tidak hanya tentang bisnis, tapi juga soal inklusivitas dengan mendukung para Sobat Istimewa—sebutan Pertamina untuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) penyandang disabilitas.
Hal tersebut ditegaskan Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) & and Small Medium Enterprise Partnership Program (SMEPP) PT Pertamina Fajriyah Usman dalam sesi workshop yang digelar di Pertamina SMEXPO 2023 di Gandaria City, Rabu (1/11/2023).
“Program (SMEXPO) ini memberikan kesempatan yang setara kepada teman-teman disabilitas untuk berkolaborasi dan berkontribusi dalam dunia UMKM, serta menciptakan peluang bagi mereka untuk melahirkan produk-produk berkualitas,” kata Fajriyah.
Untuk diketahui, Pertamina SMEXPO adalah pameran yang diselenggarakan oleh PT Pertamina (Persero) sejak 2020.
“Hal yang membuat Pertamina SMEXPO tahun ini istimewa adalah pengadopsian pelaksanaan dengan format hibrida dan tidak hanya berlangsung di Jakarta, tetapi juga di tiga kota lain, yaitu Balikpapan, Pekanbaru, dan Semarang,” jelasnya .
Fajriyah melanjutkan, tujuan utama dari Pertamina SMEXPO adalah untuk memperkenalkan produk-produk UMKM kepada masyarakat umum dan memberikan peluang akses pemasaran yang lebih luas.
“Ini bukan sekadar pameran barang-barang UMKM, tetapi juga sebuah platform untuk mendukung mereka berjualan produk. Sebab, selain dari booth pameran, Pertamina juga menyediakan platform digital smexpo.pertamina.com untuk memasarkan produk UMKM binaan,” ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, Pertamina SMEXPO 2023 mengadakan business matching yang memungkinkan pelaku UMKM bertemu dengan asosiasi dan lembaga yang dapat membantu dalam memperluas jangkauan perdagangan.
“Business matching akan mendatangkan buyer-buyer potensial dari beberapa negara. Kemarin yang konfirmasi ada sekitar 20 negara di acara Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Salah satunya, Singapura yang sudah pasti. Sisanya direncakan seperti Nigeria dan negara-negara Timur Tengah, seperti Kairo, dan Australia,” terangnya.
Pertamina SMEXPO 2023 mengusung tagline “Melangkah dari Lokal ke Global”. Tagline ini mencerminkan ambisi Pertamina untuk meningkatkan transaksi UMKM binaan lewat pasar global. Sebab, pada 2022, ajang ini berhasil mencatat transaksi hingga Rp 10 miliar, termasuk dari segi ritel dan pembeli.
“Itu menjadi bukti nyata Pertamina SMEXPO telah menjadi wadah yang sangat penting bagi UMKM untuk mengembangkan bisnis. Tidak hanya membantu mereka menjual produk, tetapi juga memberikan pandangan yang lebih luas ke pasar global,” terangnya.
Lebih lanjut, Fajriyah mengungkapkan, ada lebih dari 500 pelaku UMKM dengan disabilitas yang telah dibina oleh Pertamina. Beberapa di antaranya telah berhasil menciptakan industri sendiri. Hal ini menjadi bukti nyata dampak positif yang telah diciptakan oleh program inklusivitas Pertamina.
Salah satu pelaku UMKM penyandang disabilitas Lili Handayani membagikan pengalamannya selama menjadi binaan UMKM. Ia adalah pemilik Safina Quilt, UMKM asal Balikpapan, Kalimantan Timur.
Usaha tersebut mengolah limbah kain perca dari penjahit atau konveksi menjadi berbagai kerajinan tangan, seperti tas dan barang-barang dekorasi rumah. Semua produk dibuat menggunakan metode quilting atau jahit tangan.
Lili bercerita, usaha yang didirikan pada 2012 itu bermula dari hobi mengisi waktu luang sembari mengasuh anak. Karena itu pula, ia belum maksimal melakoni hal tersebut.
Namun, saat melihat teman-temannya yang juga menekuni UMKM bisa sukses, Lili tergerak mencari tahu.
“Ini pada ikut dimana sih? Kok bisa pameran, bisa ini itu. Terus saya dapat info, oh itu di Pertamina ada program CSR pembinaan UMKM,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, banyak hal yang didapat sejak menjadi UMKM binaan Pertamina pada 2019, seperti paham soal strategi pemasaran yang baik, cara memfoto produk dengan menarik, dan kiat-kiat melakukan perbaikan produk.
“Pertamina memberikan berbagai macam bantuan kepada UMKM seperti saya, termasuk pelatihan, pendampingan, dan akses pasar. Bantuan-bantuan tersebut sangat bermanfaat,” ucap Lili.
Pada masa pandemi Covid-19, usaha Lili sempat mengalami penurunan. Namun, berkat bantuan dari Pertamina, ia bisa bangkit kembali. Pada 2021, Lili mengikuti pameran SMEXPO di Samarinda. Pameran tersebut menjadi titik balik bagi usahanya.
Kini, usaha Lili berkembang pesat. Produk-produknya sudah dipasarkan di berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Ia juga memiliki komunitas yang terdiri dari teman-teman disabilitas. Komunitas tersebut membantu Lili dalam memproduksi produk-produknya.
Ia pun berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Pertamina. Bantuan tersebut telah membantunya untuk bangkit dari pandemi dan mengembangkan usahanya.
Sebagai informasi, selain Safina Quilt, terdapat lima jenama UMKM Sobat Istimewa lain yang turut dihadirkan di Pertamina SMEXPO 2023 Gandaria City. Kelimanya adalah Merajut Asa (Bandung) dan Mutiara Handycraft (Kebumen) yang produknya sudah menembus pasar internasional, serta Kresnapatra (Boyolali), Batik Sasambo (Lombok), dan Rumah Jahit Lestari (Duri).
Pada kesempatan tersebut hadir pula Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Loto Srinaita Ginting. Ia mengapresiasi dan mendukung upaya Pertamina dalam mengembangkan para UMKM binaannya.
Kementerian BUMN, lanjutnya, juga memiliki upaya sendiri dalam mengembangkan sektor UMKM Tanah Air.
Pertama, memberikan pelatihan kepada UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi. Dalam bisnis yang semakin kompetitif, pelatihan adalah kunci untuk kesuksesan jangka panjang.
Kedua, memberikan dukungan dalam bentuk pembiayaan melalui perusahaan pembiayaan, baik bank maupun nonbank.
“Ini memberikan akses ke dana yang sangat diperlukan bagi UMKM yang ingin mengembangkan bisnis. Kementerian BUMN juga memiliki program dana tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) dengan imbal hasil yang sangat kompetitif untuk UMKM. Ini adalah cara efektif untuk membantu UMKM mendapatkan dana yang dibutuhkan agar bisnis bertumbuh,” jelasnya.
Ketiga, Kementerian BUMN mendukung upaya untuk memperluas pasar produk UMKM melalui berbagai cara, mulai dari pemasaran offline, seperti pameran, ekshibisi, dan pasar online.
“Kami juga mendorong UMKM untuk berpartisipasi dalam pasar business-to-business (B2B) sehingga mereka bisa menjual produk kepada perusahaan atau BUMN. Dengan cara ini, UMKM memiliki kesempatan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang,” jelasnya.